Thursday, 4 June 2020

Mencari Kita


Alam masih menjalankan tugasnya. Siang dan malam masih berganti, air sungai masih juga mengalir mengikut tempo muka bumi. Namun, setelah sekian lama bumi dan kita berputar, masih juga kita terjatuh dalam hal yg sama. Hal kepercayaan dan curiga.

Aku tahu.. mampu ku hanya mengucapkan kata. Hanya mengukir senyum dibibirmu dengan gurau senda dan janji. Sukar utk diri ini berjalan di atas kata sendiri. Pernah juga dgn kata aku menyakitkan jiwa.

Aku itu orangnya takut.. Ketakutan yg sentiasa menghambat jiwa. Yang paling aku takut adalah takut akan perkara yg belum terjadi.

Keberanian ku hanyalah menikmati indah senja mu dibalik jendela. Belum mampu 'berjalan menuju ke arahnya', kekal di tempat yg sama.
Kerana aku tau senja itu tidak layak utk aku 'si pendiam' ini.

Keindahan itu pasti lelah menungguku. Dari terbitnya fajar hingga tenggelamnya senja masih lagi aku jauh darinya. Tidak mampu mengejar bahkan mendekati.

Sejauh ini kita tanpa kata. Kau yg dulunya bercahaya kini sudah tidak lagi menerangkan. Dulunya berwarna kini telah pudar dimakan waktu.

Buku yg kita karang sudah terlalu tebal. Menurutku semua halamannya sudah penuh dengan warna. Tapi mungkin dimatamu semua halamannya sudah kosong. Tanpa makna.

Kita tanpa kata sudah cukup memedihkan. Bagaimana seandainya tiada lagi kata 'kita' ? Aku akan kembali melarat mencari jiwa.

Satu hal yg kamu perlu tahu, dikala sunyi bukan bererti aku berhenti berjuang, dikala kelam tidak bermakna aku berhenti menyusun tapak. Aku masih lagi aku yg mengejar kata 'kita'.

Akhir kata, semoga kita dapat mencari kembali dimana letaknya 'kita'.

- Renotak -

No comments:

Post a Comment